Kamis, 15 Agustus 2013

Dunia Anak = Bermain



Dunia anak pada umumnya cenderung dan banyak dihabiskan untuk bermain. Bermain adalah hal yang sangat menyenangkan bagi sebagian besar anak. Oleh karena itu, orangtua atau guru wajib memperhatikan setiap permainan yang dilakukan oleh anak. Selain permainan itu tidak berbahaya dan menyenangkan bagi anak, sebaiknya permainan tersebut bersifat mendidik dan dapat mengasah kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif anak sejak dini. Kebanyakan anak lebih menyukai jenis permainan yang dilakukan secara bersama-sama, hal tersebut dapat melatih jiwa sosialisasi anak. Agar anak dapat belajar sambil bermain, guru yang berperan di sekolah maupun orangtua yang berperan penting di rumah perlu menyesuaikan dengan perkembangan anak. Anak yang kesehariannya senang bermain cenderung akan memiliki tingkat perkembangan yang cepat bila dibandingkan dengan anak yang jarang ikut bermain.  Kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif anak akan terasah dan berkembang ketika ia melakukan permainan dengan teman-temannya.

Banyak permainan yang dapat dilakukan oleh anak tanpa membutuhkan banyak biaya. Sehingga permainan yang bersifat edukatif dapat dilakukan oleh semua kalangan. Tidak ada alasan lagi bagi orangtua untuk tidak menfasilitasi anak untuk bermain yang edukatif. Beberapa contoh permainan yang mampu mengasah otak anak antara lain, permainan catur, ular tangga, halma, menyusun balok, dan menyusun puzzle. Permainan ini dapat melatih anak untuk berpikir dan malatih kemampuan mengingat anak.


Selanjutnya anak juga membutuhkan permainan yang membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik/psikomotorik anak. Salah satu tanda anak yang memiliki kecerdasan lebih adalah anak yang memiliki fisik kuat, sehingga kesehatan anak tentu sangat penting. Anak yang sehat tentu dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik dan prestasinya pun diharapkan dapat meningkat. Contoh permainan yang melatih kemampuan psikomotorik anak antara lain, sepak bola, bulu tangkis, kasti, berenang, lompat tali, gobak sodor dan lain-lain. Permainan ini cenderung dilakukan diluar rumah dan di tempat yang luas, sehingga orangtua harus memperhatikan keamanan lokasi dan alat yang digunakan oleh anak. 

Selain aspek kognitif dan psikomotorik yang harus ditanamkan pada anak sejak dini, diperlukan juga kemampuan afektif anak. Salah satu aspek afektif anak adalah kemampuan dalam bersosialisasi. Permainan yang sifatnya sosialisasi merupakan permainan yang dilakukan secara bersama-sama (Team Work).  Permainan yang dilakukan secara bersama-sama dapat meningkatkan rasa sosialisasi pada anak.  Karena anak dapat belajar bekerja sama dalam kelompok, rasa saling tolong menolong, peduli, bahkan juga rasa saling memaafkan. Contoh permainan yang bisa membantu sosialisasi anak adalah sepak bola, main kelereng, main pasar-pasaran, permainan dokter dan pasien atau permainan guru dan murid.

Kepribadian anak akan sangat penting dalam tumbuh kembangnya, sehingga kepribadian anak hendaknya dibentuk sejak usia dini. Membentuk kepribadian anak di usia dini ini akan lebih mudah bila dibandingkan membentuk kepribadian anak di usia dewasa.  Salah satu contoh permainan yang dapat membentuk kepribadian anak adalah perang-perangan. Tentu dalam melakukan permainan ini harus memperhatikan jenis kelamin anak. Untuk anak laki-laki berperan menjadi tentara dan untuk anak perempuan berperan sebagai juru rawat atau tukang masaknya.

Beberapa permainan di atas tentu dapat dilakukan oleh semua kalangan, sehingga tidak perlu mahal untuk dapat bermain sambil belajar bagi anak. orangtua dan guru harus memperhatikan permainan yang dilakukan oleh anak agar anak tidak salah dalam tumbuh kembangnya. Pilihlah permainan yang eduaktif dan bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar