Kamis, 15 Agustus 2013

Keterampilan Berpikir Kritis


PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR FISIKA DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS ANTARA METODE EKSPERIMEN DENGAN METODE DEMONSTRASI DALAM BLENDED LEARNING NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) SISWA SMA/MA KELAS X SEMESTER 2
Abulia Realita1, Rahayu Dwisiwi SR, M.Pd2
1.      Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Fisika FMIPA UNY
2.      Dosen Progam Studi Pendidikan Fisika FMIPA UNY

ABSTRAK

            Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor menggunakan metode eksperimen dengan metode demonstrasi dalam blended learning numbered head together (BL NHT), 2) mengetahui prestasi belajar siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor yang lebih baik antara metode eksperimen dengan metode demonstrasi dalam BL NHT, 3) mengetahui ada tidaknya perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor menggunakan metode ekperimen dengan metode demonstrasi dalam BL NHT, dan 4) mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor yang lebih baik antara metode eksperimen dengan metode demonstrasi dalam BL NHT. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memberikan pretest dan posttest untuk memperoleh data prestasi belajar fisika dan keterampilan berpikir kritis siswa. Pengujian perbedaan prestasi belajar dan keterampilan berpikir kritis menggunakan uji-t. Hasil penelitian ini yaitu ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor menggunakan metode eksperimen dengan metode demontrasi dalam BL NHT, prestasi belajar siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor menggunakan metode eksperimen dalam BL NHT lebih baik dibandingkan metode demonstrasi dalam BL NHT, ada perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor menggunakan metode eksperimen dengan metode demonstrasi dalam BL NHT, dan keterampilan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor menggunakan metode eksperimen dalam BL NHT lebih baik dibandingkan metode demonstrasi dalam BL NHT.

Kata kunci: blended learning, numbered head together, prestasi belajar fisika, keterampilan berpikir kritis

ABSTRACT

This study aims to 1) determine whether there is a difference between the academic achievement of students who take the learning material temperature and heat experiments and demonstration methods using blended learning numbered head together (BL NHT), 2) determine students achievement of learning that follow the materials temperature and heat better between experimental method to method demonstrations in BL NHT, 3) determine whether there is difference in critical thinking skills of students who take learning materials and heating temperature using the experimental method in BL NHT demonstration method, and 4) determine the critical thinking skills of students who take the learning material temperature and heat better between the experimental method with the demonstration method in BL NHT. This type of research is experimental research. This study is an experimental research. Data were gathered giving a pretest and posttest to obtain data on student achievement physics and critical thinking skills of students. Testing differences in academic achievement and critical thinking skills using t-test. The results of this research that there are differences in academic achievement between students who take learning materials and heating temperature using the experimental method to demonstrations method in BL NHT, which followed the student achievement of learning materials and heating temperature using experimental methods in BL NHT better than the method of demonstration in BL NHT, there is a difference critical thinking skills among students who take learning materials and heating temperature using the experimental method in BL NHT demonstration method, and critical thinking skills of students who take the temperature and the heat of learning materials using experimental method in BL NHT better than the demonstration method in BL NHT.
Keywords: blended learning, numbered heads together, physics learning achievement, critical thinking skills


PENDAHULUAN
1.        Latar Belakang Masalah
Fisika pada tingkat SMA/MA merupakan salah satu cabang IPA yang diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri karena memberikan bekal ilmu kepada peserta didik dan menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam acuan operasional penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kurikulum disusun dengan memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah peningkatan potensi, kecerdasan, minat dan bakat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik (BSNP, 2006).
Trianto (2009: 19) menyatakan dewasa ini, yang kita lihat bahwa sebagian besar pola pembelajaran masih bersifat transmisif, pengajar mentransfer dan menggerojokkan konsep-konsep secara langsung pada peserta didik. Dalam pandangan ini, siswa secara pasif menyerap struktur pengetahuan yang diberikan guru atau yang terdapat dalam buku pelajaran.
Berkaitan dengan hal tersebut diperlukan adanya pembelajaran yang lebih inovatif agar siswa lebih banyak terlibat selama proses pembelajaran. Dengan adanya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, diharapkan semakin terasah keterampilan berpikir kritisnya dan diharapkan pula semakin tinggi kemungkinan hasil belajar yang dicapainya. Salah satu model yang dipandang dapat membantu meningkatkan berpikir kritis dan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif.
Trianto (2009: 59) menyatakan Para ahli menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis.
Model pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah model pembelajaran tipe NHT. Dalam penelitian ini model pembelajaran yang berusaha meningkatkan prestasi belajar dan berpikir kritis siswa adalah menggunakan blended learning. Blended learning seperti yang dikemukakan oleh Driscoll, House dan Rossett merupakan kombinasi berbagai metode-metode pembelajaran.
Ma’mur Asmani (2011: 34) metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada peserta didik, baik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Sehingga metode ini sesuai untuk meningkatkan prestasi belajar fisika dan melatih siswa keterampilan berpikir kritis siswa.
Sanjaya (2006: 152) menjelaskan bahwa metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang dalam penyajian pelajarannya dilakukan dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
Robert Ennis (dalam Costa, 1985: 54) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah kemampuan memberi alasan dan reflektif yang difokuskan pada apa yang diyakini dan dikerjakan. Dalam pendidikan, berpikir kritis telah terbukti mempersiapkan peserta didik pada berbagai disiplin ilmu, menuju pemenuhan sendiri akan kebutuhan intelektual dan mengembangkan peserta didik sebagai individu berpotensi.
2.        Tujuan Penelitian
a.         Mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor menggunakan metode eksperimen dengan metode demonstrasi dalam BL NHT.
b.        Mengetahui prestasi belajar materi suhu dan kalor yang lebih baik antara metode eksperimen dengan metode demonstrasi dalam BL NHT.
c.         Mengetahui ada tidaknya perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor menggunakan  metode eksperimen dengan metode demonstrasi dalam BL NHT.
d.        Mengetahui  keterampilan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor yang lebih baik antara metode eksperimen dengan metode demonstrasi dalam BL NHT.


METODE PENELITIAN
Jenis yang digunakan adalah penelitian eksperimen.
Tabel 1. Desain Penelitian
Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
Eksperimen 1
T1
X1
T2
Eksperimen 2
T1
X2
T2
Sugiyono (2009:110-111)
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil secara cluster random sampling dari 6 kelas yang ada. Kemudian diperoleh dua kelas yaitu X-A sebagai kelas eksperimen 2 (menggunakan metode demonstrasi dalam BL NHT) dan X-D sebagai kelas eksperimen 1 (menggunakan metode eksperimen dalam BL NHT).
Instrumen dalam penelitian ini berupa posttest dan pretest aspek kognitif berupa pilihan ganda yang meliputi C1-C4, pretest dan posttest keterampilan berpikir kritis berupa pilihan ganda.
Teknik analisis data berupa uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Pengujian hipotesis menggunakan uji-t.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan uji-t yang telah dilakukan, diperoleh hasil yaitu ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor menggunakan metode eksperimen dengan metode demonstrasi dalam BL NHT dan ada perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor menggunakan metode eksperimen dengan metode demonstrasi dalam BL NHT.
Hal ini dikarenakan dalam penggunaan metode eksperimen dalam BL NHT siswa mendapatkan pengalaman secara langsung yang tertanam dalam ingatannya. Oleh karena itu dengan penggunaan metode eksperimen dalam BL NHT prestasi belajar siswa menjadi lebih baik dibandingkan dengan metode demonstrasi dalam BL NHT yang mana siswa hanya memperhatikan demonstrasi yang dilakukan oleh guru, terlebih tidak semua siswa memperhatikan demonstrasi dan penjelasan guru.
Hasil di atas sejalan dengan pendapat I Wayan Sadia (2008: 233) yang menjelaskan bahwa berpikir kritis tidak dapat diajarkan melalui metode ceramah, karena berpikir kritis merupakan proses aktif. Berpikir kritis dapat diajarkan melalui kegiatan laboratorium, inkuiri, term paper, pekerjaan rumah yang menyajikan berbagai kesempatan yang menggugah berpikir kritis, dan ujian yang dirancang untuk mempromosikan keterampilan berpikir kritis.
Selanjutnya untuk mengetahui mana prestasi belajar yang lebih antara metode eksperimen dengan metode demonstasi dalam BL NHT maka dilakukan analisis gain ternormalisasi dari skor pretest dan posttest. Dari hasil analisis gain ternormalisasi diperoleh prestasi belajar menggunakan metode eksperimen dalam BL NHT (N-gain 0,51) lebih baik dibandingkan dengan metode demonstrasi dalam BL NHT (N-gain 0,42) dan hasil keterampilan berpikir kritis menggunakan metode eksperimen dalam BL NHT (N-gain 0,50) lebih baik dibandingkan dengan metode demonstrasi dalam BL NHT (N-gain 0,38).
Hasil tersebut sejalan dengan pendapat Edgar Dale dalam Wina Sanjaya (2010: 65) bahwa pengetahuan itu dapat diperoleh melalui pengalaman langsung dan tidak langsung. Semakin langsung objek yang dipelajari, maka semakin konkret pengetahuan yang diperoleh, begitupun sebaliknya.
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor menggunakan metode eksperimen dengan metode demonstrasi dalam BL NHT, 2) prestasi belajar siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor menggunakan metode eksperimen dalam BL NHT lebih baik dibandingkan dengan metode demonstrasi dalam BL NHT, 3) ada perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor menggunakan metode eksperimen dengan metode demonstrasi dalam BL NHT, 4) keterampilan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor menggunakan metode eksperimen dalam BL NHT lebih baik dibandingkan metode demonstrasi dalam BL NHT.
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:_____.
Dyah Purwaningsih dan Pujianto. (2009). Blended Cooperative E-Learning (BceL) Sebagai Sarana Pendidikan Penunjang Learning Community. Yogyakarta: Jurdik Kimia dan Fisika FMIPA UNY
I Wayan Sadia. (2008). Model Pembelajaran yang Efektif Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis (Suatu Persepsi Guru). Jurnal Pendidikan Pengajaran UNDIKSHA No. 2 Hlm 219-238
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana
Wina Sanjaya. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Robert Ennis. (2011). The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical Thinking Dispositions and Abilities. http://faculty.uiuc.edu/rhennis Diakses 20 November 2012












Tidak ada komentar:

Posting Komentar