PERBEDAAN
PRESTASI BELAJAR FISIKA DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS ANTARA METODE EKSPERIMEN
DENGAN METODE DEMONSTRASI DALAM BLENDED LEARNING NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)
SISWA SMA/MA KELAS X SEMESTER 2
Abulia Realita1, Rahayu Dwisiwi SR, M.Pd2
1. Mahasiswa Progam Studi
Pendidikan Fisika FMIPA UNY
2. Dosen Progam Studi
Pendidikan Fisika FMIPA UNY
ABSTRAK
Penelitian ini
bertujuan untuk 1) mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi belajar antara
siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor menggunakan metode
eksperimen dengan metode demonstrasi dalam blended learning numbered head
together (BL NHT), 2) mengetahui prestasi belajar siswa yang mengikuti
pembelajaran materi suhu dan kalor yang lebih baik antara metode eksperimen
dengan metode demonstrasi dalam BL NHT, 3) mengetahui ada tidaknya perbedaan
keterampilan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan
kalor menggunakan metode ekperimen dengan metode demonstrasi dalam BL NHT, dan 4)
mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran
materi suhu dan kalor yang lebih baik antara metode eksperimen dengan metode
demonstrasi dalam BL NHT. Jenis penelitian ini
adalah penelitian eksperimen. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
memberikan pretest dan posttest untuk memperoleh data prestasi
belajar fisika dan keterampilan berpikir kritis siswa. Pengujian perbedaan
prestasi belajar dan keterampilan berpikir kritis menggunakan uji-t.
Hasil penelitian ini yaitu ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang
mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor menggunakan metode eksperimen
dengan metode demontrasi dalam BL NHT, prestasi belajar siswa yang mengikuti
pembelajaran materi suhu dan kalor menggunakan metode eksperimen dalam BL NHT
lebih baik dibandingkan metode demonstrasi dalam BL NHT, ada perbedaan
keterampilan berpikir kritis antara siswa yang mengikuti pembelajaran materi
suhu dan kalor menggunakan metode eksperimen dengan metode demonstrasi dalam BL
NHT, dan keterampilan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran materi
suhu dan kalor menggunakan metode eksperimen dalam BL NHT lebih baik
dibandingkan metode demonstrasi dalam BL NHT.
Kata kunci: blended learning,
numbered head together, prestasi belajar fisika, keterampilan berpikir
kritis
ABSTRACT
This study aims to 1) determine whether there is a difference between the academic achievement
of students who take the learning material temperature and heat experiments and
demonstration methods using blended learning numbered head together (BL NHT),
2) determine students achievement of learning that follow the materials temperature
and heat better between experimental method to method demonstrations in BL NHT,
3) determine whether there is difference in critical thinking skills of
students who take learning materials and heating temperature using the
experimental method in BL NHT demonstration method, and 4) determine the
critical thinking skills of students who take the learning material temperature
and heat better between the experimental method with the demonstration method
in BL NHT. This type of research is experimental research. This study is an experimental research. Data were gathered giving a
pretest and posttest to obtain data on student achievement physics and critical
thinking skills of students. Testing differences in academic achievement and
critical thinking skills using t-test. The results of this research that there are differences
in academic achievement between students who take learning materials and
heating temperature using the experimental method to demonstrations method in
BL NHT, which followed the student achievement of learning materials and
heating temperature using experimental methods in BL NHT better than the method
of demonstration in BL NHT, there is a difference critical thinking skills
among students who take learning materials and heating temperature using the
experimental method in BL NHT demonstration method, and critical thinking
skills of students who take the temperature and the heat of learning materials
using experimental method in BL NHT better than the demonstration method in BL
NHT.
Keywords: blended learning, numbered
heads together, physics
learning achievement, critical thinking skills
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang Masalah
Fisika
pada tingkat SMA/MA merupakan salah satu cabang IPA yang diajarkan sebagai mata
pelajaran tersendiri karena memberikan bekal ilmu kepada peserta didik dan
menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam acuan operasional penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), kurikulum disusun dengan memperhatikan beberapa hal
diantaranya adalah peningkatan potensi, kecerdasan, minat dan bakat sesuai
dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik (BSNP, 2006).
Trianto
(2009: 19) menyatakan dewasa ini, yang kita lihat bahwa sebagian besar pola
pembelajaran masih bersifat transmisif, pengajar mentransfer dan menggerojokkan
konsep-konsep secara langsung pada peserta didik. Dalam pandangan ini, siswa
secara pasif menyerap struktur pengetahuan yang diberikan guru atau yang
terdapat dalam buku pelajaran.
Berkaitan
dengan hal tersebut diperlukan adanya pembelajaran yang lebih inovatif agar
siswa lebih banyak terlibat selama proses pembelajaran. Dengan adanya
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, diharapkan semakin terasah
keterampilan berpikir kritisnya dan diharapkan pula semakin tinggi kemungkinan
hasil belajar yang dicapainya. Salah satu model yang dipandang dapat membantu
meningkatkan berpikir kritis dan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran
kooperatif.
Trianto
(2009: 59) menyatakan Para ahli menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu
siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan
kemampuan berpikir kritis.
Model
pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah model pembelajaran tipe NHT.
Dalam penelitian ini model pembelajaran yang berusaha meningkatkan prestasi
belajar dan berpikir kritis siswa adalah menggunakan blended learning. Blended
learning seperti yang dikemukakan oleh Driscoll, House dan Rossett
merupakan kombinasi berbagai metode-metode pembelajaran.
Ma’mur
Asmani (2011: 34) metode eksperimen adalah metode
pemberian kesempatan kepada peserta didik, baik perorangan atau kelompok, untuk
dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini siswa dapat
terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Sehingga metode ini sesuai untuk
meningkatkan prestasi belajar fisika dan melatih siswa keterampilan berpikir
kritis siswa.
Sanjaya (2006: 152) menjelaskan bahwa
metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang dalam penyajian pelajarannya
dilakukan dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu
proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
Robert
Ennis (dalam Costa, 1985: 54) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah kemampuan memberi alasan dan reflektif yang
difokuskan pada apa yang diyakini dan dikerjakan. Dalam pendidikan, berpikir
kritis telah terbukti mempersiapkan peserta didik pada berbagai disiplin ilmu,
menuju pemenuhan sendiri akan kebutuhan intelektual dan mengembangkan peserta
didik sebagai individu berpotensi.
2.
Tujuan Penelitian
a.
Mengetahui ada
tidaknya perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaran
materi suhu dan kalor menggunakan metode eksperimen dengan metode demonstrasi
dalam BL NHT.
b.
Mengetahui prestasi
belajar materi suhu dan kalor yang lebih baik antara metode eksperimen dengan
metode demonstrasi dalam BL NHT.
c.
Mengetahui ada
tidaknya perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang mengikuti
pembelajaran materi suhu dan kalor menggunakan
metode eksperimen dengan metode demonstrasi dalam BL NHT.
d.
Mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa yang
mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor yang lebih baik antara metode
eksperimen dengan metode demonstrasi dalam BL NHT.
METODE PENELITIAN
Jenis yang digunakan adalah penelitian eksperimen.
Tabel
1. Desain Penelitian
Kelompok
|
Pretest
|
Perlakuan
|
Posttest
|
Eksperimen 1
|
T1
|
X1
|
T2
|
Eksperimen 2
|
T1
|
X2
|
T2
|
Sugiyono (2009:110-111)
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil
secara cluster random sampling dari 6 kelas yang ada. Kemudian diperoleh
dua kelas yaitu X-A sebagai kelas eksperimen 2 (menggunakan metode demonstrasi
dalam BL NHT) dan X-D sebagai kelas eksperimen 1 (menggunakan metode eksperimen
dalam BL NHT).
Instrumen dalam penelitian ini berupa posttest
dan pretest aspek kognitif berupa pilihan ganda yang meliputi C1-C4,
pretest dan posttest keterampilan berpikir kritis berupa pilihan
ganda.
Teknik analisis data berupa uji prasyarat
analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Pengujian hipotesis
menggunakan uji-t.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan uji-t yang telah dilakukan,
diperoleh hasil yaitu ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang
mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor menggunakan metode eksperimen
dengan metode demonstrasi dalam BL NHT dan ada perbedaan keterampilan berpikir
kritis antara siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor
menggunakan metode eksperimen dengan metode demonstrasi dalam BL NHT.
Hal ini dikarenakan dalam penggunaan metode
eksperimen dalam BL NHT siswa mendapatkan pengalaman secara langsung yang
tertanam dalam ingatannya. Oleh karena itu dengan penggunaan metode eksperimen
dalam BL NHT prestasi belajar siswa menjadi lebih baik dibandingkan dengan
metode demonstrasi dalam BL NHT yang mana siswa hanya memperhatikan demonstrasi
yang dilakukan oleh guru, terlebih tidak semua siswa memperhatikan demonstrasi
dan penjelasan guru.
Hasil di atas sejalan dengan pendapat I Wayan
Sadia (2008: 233) yang menjelaskan bahwa berpikir kritis tidak dapat diajarkan
melalui metode ceramah, karena berpikir kritis merupakan proses aktif. Berpikir
kritis dapat diajarkan melalui kegiatan laboratorium, inkuiri, term paper,
pekerjaan rumah yang menyajikan berbagai kesempatan yang menggugah berpikir
kritis, dan ujian yang dirancang untuk mempromosikan keterampilan berpikir
kritis.
Selanjutnya untuk mengetahui mana prestasi
belajar yang lebih antara metode eksperimen dengan metode demonstasi dalam BL NHT
maka dilakukan analisis gain ternormalisasi dari skor pretest dan posttest.
Dari hasil analisis gain ternormalisasi diperoleh prestasi belajar menggunakan
metode eksperimen dalam BL NHT (N-gain 0,51) lebih baik dibandingkan
dengan metode demonstrasi dalam BL NHT (N-gain 0,42) dan hasil
keterampilan berpikir kritis menggunakan metode eksperimen dalam BL NHT (N-gain
0,50) lebih baik dibandingkan dengan metode demonstrasi dalam BL NHT (N-gain
0,38).
Hasil tersebut sejalan dengan pendapat Edgar
Dale dalam Wina Sanjaya (2010: 65) bahwa pengetahuan itu dapat diperoleh
melalui pengalaman langsung dan tidak langsung. Semakin langsung objek yang
dipelajari, maka semakin konkret pengetahuan yang diperoleh, begitupun
sebaliknya.
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ada
perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu
dan kalor menggunakan metode eksperimen dengan metode demonstrasi dalam BL NHT,
2) prestasi belajar siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor
menggunakan metode eksperimen dalam BL NHT lebih baik dibandingkan dengan
metode demonstrasi dalam BL NHT, 3) ada perbedaan keterampilan berpikir kritis
antara siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor menggunakan
metode eksperimen dengan metode demonstrasi dalam BL NHT, 4) keterampilan
berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran materi suhu dan kalor
menggunakan metode eksperimen dalam BL NHT lebih baik dibandingkan metode
demonstrasi dalam BL NHT.
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:_____.
Dyah Purwaningsih dan Pujianto. (2009). Blended Cooperative
E-Learning (BceL) Sebagai Sarana Pendidikan Penunjang Learning Community.
Yogyakarta: Jurdik Kimia dan Fisika FMIPA UNY
I Wayan Sadia. (2008). Model Pembelajaran yang Efektif Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis (Suatu Persepsi Guru). Jurnal
Pendidikan Pengajaran UNDIKSHA No. 2 Hlm 219-238
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif.
Jakarta: Kencana
Wina Sanjaya. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Robert Ennis. (2011). The Nature of Critical Thinking: An
Outline of Critical Thinking Dispositions and Abilities. http://faculty.uiuc.edu/rhennis
Diakses 20 November 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar